Sabtu, 14 Maret 2015

Rebana, Seni Budaya Islam yang Mulai Sirna

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kali ini Scouting Legion akan memposting tentang "Rebana, Seni Budaya Islam yang Mulai Sirna" sebelumnya ane minta maaf pada para pembaca, ane mau nyantumin nama sama sekolah ane, gara gara ini termasuk tugas dari kesiswaan sekolah ane :v

Nama    : Wildan Hari Pratama
Kelas     : X MIA 6
Sekolah : SMA Negeri 1 Demak

Grup Rebana Klasik Al-Anjam


Nah sobat Sebelum kita memasuki isi artikel ane mau bagi bagi info tentang rebana nih, Ngomong ngomong author juga salah satu anggota grup rebana Al-Anjam loh :v . Rebana itu adalah salah satu seni musik yang bernafaskan islam hampir sama dengan marawis hanya saja alat alatnya lebih lengkap. Rebana itu dibagi 2 yaitu klasik dan kontemporer, dan rebana yang mulai sirna itu adalah rebana klasik. Perbedaan Klasik dan Kontemporer itu terletak pada alatnya, klasik harus menggunakan alat alat dasar seperti ketiplak, kenthing, icik-icik, genjring, dan jedur alat alat itu tidak boleh ada yang kurang, kalau kontemporer alatnya sudah bermacam macam seperti piano, gitar, dsb.  Biasanya, rebana itu sering di iringi dengan tarian Zipin. Udah tau kan ? silahkan simak artikel berikut....

Penyebaran Islam di Nusantara mulai semarak pada abad ke-12 dan 13. Syiar Islam yang dibawa para dai Timur Tengah ternyata bisa diterima baik oleh warga pribumi.

Alasannya, syiar Islam tersebut mampu bertransformasi dengan budaya setempat. Nilai-nilai Islam yang disampaikan dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menyesuaikan dengan kondisi sosio-kultural setempat.

Misalnya, dalam pergelaran wayang kulit dikemas dengan kisah dan ajaran bernapaskan Islam. Syiar Islam disampaikan dalam bentuk hiburan yang saat itu digandrungi masyarakat nusantara.
Demikian juga dengan alat musik rebana yang didalam syair-syairnya sarat dengan nilai-nilai Islam. Masyarakat yang ketika itu menyukai nyanyian ternyata menyukai kesenian rebana. Akhirnya, mereka pun ikut melantunkan syair-syair yang bernapaskan ajaran Islam itu.
Hingga sekarang, hiburan sejenis rebana masih menghiasi kegiatan peringatan hari besar islam, tasyakuran, walimatul urusy, walimatul khitan, walimatul hamli, hari raya, hingga acara penyambutan tamu penting.

Seperti dikenal dalam masyarakat Betawi, kesenian marawis adalah salah satu bukti nyata bentuk kesenian Islam dengan menggunakan rebana. Marawis merupakan kolaborasi kesenian Timur Tengah dan Betawi yang sangat kental dengan warna keagamaan. Itu tecermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan, seperti ungkapan shalawat sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi SAW, dan pujian serta ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Kesenian yang asal-muasalnya dari Yaman ini mempunyai irama-irama tertentu untuk tujuan tertentu pula. Seperti irama jenis sarah dipakai untuk mengarak pengantin, dan irama jenis zahefah untuk mengiringi lagu di majelis. Kedua nada ini lebih banyak digunakan untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat.

Dalam marawis juga dikenal istilah ngepang yang artinya berbalasan memukul dan mengangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan, marawis juga kerap dipentaskan dalam acara-acara seni-budaya Islam. Dan juga di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, dan sekitarnya juga kerap diadakan lomba atau festival Rebana tingkat Kabupaten, Umum, dan sebagainya.

Dalam Islam, rebana dan gendang tidak hanya sebatas hiburan atau alat permainan semata. Alat musik pukul ini bahkan sering diselaraskan dengan kebudayaan Islam. Keberadaannya rebana dahulunya juga menjadi salah satu media dalam dakwah dalam menyampaikan syiar Islam.

Sekarang, khususnya di Jawa Tengah masih banyak sekumpulan orang yang masih melestarikan budaya asli Jawa Tengah yang berasal dari daerah Demak(kalau tidak salah) itu dengan membuat grup dan menamai grupnya dengan nama nama tertentu seperti Al-Anjam dari SMAN 1 Demak, Audul Marom dari Sayung Kab. Demak, RNA(Rebana Nurul Astidz) dari IKIP Semarang, dan masih banyak lagi.

Sekian Postingan dari blog ini, semoga bermanfaat dan semoga rebana masih bisa eksis dizaman globalisasi ini Amin...

Wassalamu'alaikum wr. wb.




Trims kang Hannan Putra dari republika.tv