Kamis, 24 September 2015

File Tata Tertib Detensi SMA Negeri 1 Demak

Assalamu'alaikum wr. wb.

Pengumuman Bagi seluruh kelas di SMANSADE yang belum memiliki File Tata Tertib Detensi bisa download disini :

Tata Tertib SMA N 1 Demak 2015 2016.pdf
PROGRAM DETENSI SMA N 1 DEMAK 2015 2016.pdf

Sorry link cuman 4Shared...

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Sabtu, 05 September 2015

Macam Macam Gaya Bahasa dan Contohnya



Assalamu'alaikum wr. wb.
Ketemu lagi sob.. udah lama ga ngepost, nih ane mau ngepost pelajaran ane kemarin. Silahkan menyimak sob....
 
Gaya bahasa sering disebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai dengan cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dalam hari orang lain.

Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah novel pasti terdapat macam macam majas gaya bahasa sebagai daya tarik novel tersebut.

Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
a. Gaya bahasa penegasan
b. Gaya bahasa perbandingan
c. Gaya bahasa pertentangan
d. Gaya bahasa sindiran 

Macam macam gaya bahasa beserta contohnya
Pada pembahasan selanjutnya kami akan memberikan macam macam gaya bahasa berserta contohnya agar anda dapat mengetahui bentuk gaya bahasanya serta nama majasnya.
A.   Gaya Bahasa Penegasan

1. Majas Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata yang mendahului.
Contoh: Burung itu sudah naik ke atas kemudian turun ke bawah lagi.

2. Majas Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan
Contoh: Anak tiu berlari sangat cepat bagai kilat

3.
Majas Litotes
Dipakai untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya utnuk merendahkan diri.
Contoh: Terimalah pemberianku yang tidak berharga ini.

4. Majas Repetisi
Adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali. Gaya ini sering digunakan dalam berpidato
Contoh: Jangan ragu-ragu Saudara, selama matahari masih beredar, selama bulan masih bersinar dan selama hayat masih dikandung badan saya akan memperjuangkan hak rakyat.

5. Majas Klimaks
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh: Jangankan seratus ribu, lima ratus ribu atau satu juta, satu miliar pun kalau dijual akan aku beli.

6. Majas Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-turut makin lama makin menurun.
Contoh: Apalagi setahun, sebulan atau semingu, sehari saja dia tidak akan meninggalkanmu.

7. Majas Asidenton
Adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh: Besar, kecil, tua, muda semuanya hadir dalam acara pembukaan sekaten.

8. Majas Polisindenton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Sebelum berangkat ke sekolah pagi itu, saya menyapu lantai dan mengepelnya kemudian saya mandi dan sarapan pagi.

9. Majas Koreksio
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang slah, kemudian dibetulkan agar menarik.
Contoh: Kemarin sore... eh maaf tadi amalam wanita itu datang di pondoknya.

10. Majas Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata/frase di tengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh: Pak Zaeni-lurah yang baru-orangnya sangat sederhana.

B.   Gaya Bahasa Perbandingan

1. Majas Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung. Biasanya disertai kata-kata: seperti, bagaikan dan bak.
Contoh: Suaranya bening bagaikan buluh perindu.

2. Majas Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapka seperti manusia.
Contoh: Angin malam telah melarang aku ke luar.

3. Majas Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang dimaksud.
Contoh: Dia telah terbang menggunakan pesawat Garuda, maka jangan biarkan dirimu hanyut dalam kesediahan.

4. Majas Metonimia
Adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah nama (merek dagang).
Contoh: Belikan saya sebungkus Gudang Garam di warung.

5. Majas Sinekdoke
Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a. Pars Prototo : menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
   Contoh: Sejak tadi tidak kelihatan batang hidungnya, ke mana?
b. Totem Proparte : menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian.
   Contoh: Tadi malam Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.

6. Majas Eufemisme
Adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga lebih sopan.
Contoh: Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan (gila).

C.   Gaya Bahas Sindiran

1. Majas Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai tidak terasa.Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan yang dimaksud.
Contoh:
a) Manis sekali kopi yang kau buat (maksudnya sangat pahit)
b) Pagi benar kau datang. Jauh ya?

2. Majas Sinisme
Adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh: Dengan jarang mengikuti pelajaran, semog kau lulus dengan nilai terbaik.

3. Majas Sarkasme
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat menyakitkan hati bagi orang yang disindir.
Contoh: Hai, penjilat! Belum puas kau merampas hak orang lain!

4. Majas Alusio
Adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan peribahasa/ungkapan yang sudah lazim.
Contoh: Anda ini senang kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu cendana pula. (pura-pura tidak tahu, bertanya pula).

D.   Gaya Bahasa Pertentangan

1. Majas Paradoks
Adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti ternyata tidak ada pertentangan, sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
Contoh:
a) Orang itu sangat kaya di daerah ini, tetapi sangat miskin di hadapan Tuhan.
b) Setelah ditinggal pergi anaknya, ibu itu merasa sepi hidup di kota yang ramai ini.

2. Majas Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan artinya.
Contoh: Sedih-gembira, berat-ringan harus kita hadapai dengan bersera kepada Allah SWT.


Mohon maaf sob kalau artikel ini tidak terlalu lengkap, semoga bermanfaat sob...
Wassalamu'alaikum w

Sabtu, 14 Maret 2015

Rebana, Seni Budaya Islam yang Mulai Sirna

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kali ini Scouting Legion akan memposting tentang "Rebana, Seni Budaya Islam yang Mulai Sirna" sebelumnya ane minta maaf pada para pembaca, ane mau nyantumin nama sama sekolah ane, gara gara ini termasuk tugas dari kesiswaan sekolah ane :v

Nama    : Wildan Hari Pratama
Kelas     : X MIA 6
Sekolah : SMA Negeri 1 Demak

Grup Rebana Klasik Al-Anjam


Nah sobat Sebelum kita memasuki isi artikel ane mau bagi bagi info tentang rebana nih, Ngomong ngomong author juga salah satu anggota grup rebana Al-Anjam loh :v . Rebana itu adalah salah satu seni musik yang bernafaskan islam hampir sama dengan marawis hanya saja alat alatnya lebih lengkap. Rebana itu dibagi 2 yaitu klasik dan kontemporer, dan rebana yang mulai sirna itu adalah rebana klasik. Perbedaan Klasik dan Kontemporer itu terletak pada alatnya, klasik harus menggunakan alat alat dasar seperti ketiplak, kenthing, icik-icik, genjring, dan jedur alat alat itu tidak boleh ada yang kurang, kalau kontemporer alatnya sudah bermacam macam seperti piano, gitar, dsb.  Biasanya, rebana itu sering di iringi dengan tarian Zipin. Udah tau kan ? silahkan simak artikel berikut....

Penyebaran Islam di Nusantara mulai semarak pada abad ke-12 dan 13. Syiar Islam yang dibawa para dai Timur Tengah ternyata bisa diterima baik oleh warga pribumi.

Alasannya, syiar Islam tersebut mampu bertransformasi dengan budaya setempat. Nilai-nilai Islam yang disampaikan dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menyesuaikan dengan kondisi sosio-kultural setempat.

Misalnya, dalam pergelaran wayang kulit dikemas dengan kisah dan ajaran bernapaskan Islam. Syiar Islam disampaikan dalam bentuk hiburan yang saat itu digandrungi masyarakat nusantara.
Demikian juga dengan alat musik rebana yang didalam syair-syairnya sarat dengan nilai-nilai Islam. Masyarakat yang ketika itu menyukai nyanyian ternyata menyukai kesenian rebana. Akhirnya, mereka pun ikut melantunkan syair-syair yang bernapaskan ajaran Islam itu.
Hingga sekarang, hiburan sejenis rebana masih menghiasi kegiatan peringatan hari besar islam, tasyakuran, walimatul urusy, walimatul khitan, walimatul hamli, hari raya, hingga acara penyambutan tamu penting.

Seperti dikenal dalam masyarakat Betawi, kesenian marawis adalah salah satu bukti nyata bentuk kesenian Islam dengan menggunakan rebana. Marawis merupakan kolaborasi kesenian Timur Tengah dan Betawi yang sangat kental dengan warna keagamaan. Itu tecermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan, seperti ungkapan shalawat sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi SAW, dan pujian serta ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Kesenian yang asal-muasalnya dari Yaman ini mempunyai irama-irama tertentu untuk tujuan tertentu pula. Seperti irama jenis sarah dipakai untuk mengarak pengantin, dan irama jenis zahefah untuk mengiringi lagu di majelis. Kedua nada ini lebih banyak digunakan untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat.

Dalam marawis juga dikenal istilah ngepang yang artinya berbalasan memukul dan mengangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan, marawis juga kerap dipentaskan dalam acara-acara seni-budaya Islam. Dan juga di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, dan sekitarnya juga kerap diadakan lomba atau festival Rebana tingkat Kabupaten, Umum, dan sebagainya.

Dalam Islam, rebana dan gendang tidak hanya sebatas hiburan atau alat permainan semata. Alat musik pukul ini bahkan sering diselaraskan dengan kebudayaan Islam. Keberadaannya rebana dahulunya juga menjadi salah satu media dalam dakwah dalam menyampaikan syiar Islam.

Sekarang, khususnya di Jawa Tengah masih banyak sekumpulan orang yang masih melestarikan budaya asli Jawa Tengah yang berasal dari daerah Demak(kalau tidak salah) itu dengan membuat grup dan menamai grupnya dengan nama nama tertentu seperti Al-Anjam dari SMAN 1 Demak, Audul Marom dari Sayung Kab. Demak, RNA(Rebana Nurul Astidz) dari IKIP Semarang, dan masih banyak lagi.

Sekian Postingan dari blog ini, semoga bermanfaat dan semoga rebana masih bisa eksis dizaman globalisasi ini Amin...

Wassalamu'alaikum wr. wb.




Trims kang Hannan Putra dari republika.tv